[NOVEL] CAFE STORIES


Katakan, adakah yang lebih berharga dari kenangan? – Café Stories
Hiro, seorang ilustrator freelance, yang tiba-tiba saja bertemu dengan Lana, cinta pertamanya, setelah dua belas tahun berpisah. Membuat waktunya yang tengah menunggu Alex Tantra, seorang penulis yang membutuhkan sketsanya, berhenti di sebuah kafe yang jarang disambanginya. Tapi waktunya itu kembali berjalan ketika dia menyadari bahwa sosok yang sampai saat ini masih dirindukannya itu tidak sendiri. Ada pria bernama Gary di sampingnya yang diakuinya hanya sebatas teman biasa. Tetap saja dia tidak bisa berkata apa-apa ketika Gary membawa dewinya itu pergi dari hadapannya. Menguarkan semua rencana percakapan yang disusunnya selama dua belas tahun ini ketika mereka akhirnya bertemu lagi.
Dan cerita pun bergulir seputar Hiro dan Alex, yang ternyata adalah seorang wanita. Awalnya Alex hanya mengagumi hasil karya Hiro yang amat sangat memuaskan baginya. Tapi sikap Hiro yang terkesan berbeda dengan setiap pria yang ditemuinya selama ini membuatnya merasakan getaran lain. Getaran yang membuat Alex ingin memilikinya. Dan perasaan itu harus terhempas ketika sosok Lana kembali muncul. Lana yang setelah pertemuan di kafe itu terus dicari-cari oleh Hiro. Dan akhirnya dia muncul ketika Hiro sudah hampir menyerah karena tidak menemukannya. 
Lana dengan semua kisah sedihnya yang membuat Hiro selalu ingin melindunginya. Bahkan kemunculan Lana yang penuh dengan misteri kali ini tidak membuat keinginan Hiro itu surut. Dia bahkan semakin ingin melindunginya. Di matanya Lana sekarang masih sama dengan Lana yang dulu. Lana yang cantik, Lana yang dicintainya. Membuat Alex terpaksa menelan rasa pahit, terlebih ketika Hiro muncul meminta bantuannya untuk menyelamatkan Lana. Terlebih ketika akhirnya dia tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Lana. Alex memegang kunci mati Lana. Dia bisa menggunakan kunci itu untuk menjauhkan Lana lalu mendapatkan Hiro, untuknya sendiri. Apakah itu yang akan dilakukannya?

First love never die. Novel ini merupakan salah satu dari sekian banyak cerita yang bersandar pada kalimat itu. Memang sih kalau ngomongin cinta pertama nggak pernah ada habisnya. Terlebih cinta pertama yang hilang dan kemudian kembali lagi. Wuih, rasanya pasti dalem banget. Harapan untuk bisa bersama jadi lebih kuat. Karena bisa jadi pertemuan berikutnya ini merupakan sebuah takdir dan bisa saja jadi ‘kode’ dari Yang Maha Kuasa untuk memberikan kesempatan bagi kita mau melanjutkan atau menghentikannya.


Begitu juga yang dirasakan Hiro. Meskipun sempat kikuk, sampai kehilangan momen di pertemuan pertama, pada pertemuan berikutnya dia tidak melepaskan kesempatan untuk kehilangan momen bersama Lana. Padahal dia tahu perasaan Alex padanya, tapi dia terpaksa mengindahkannya. Karena dia cuma suka Lana. Perasaan yang sudah dirasakannya sejak dua belas tahun yang lalu. Tapi karena diceritakan kalau Hiro juga tidak memberikan kode apa-apa ke Alex, aku sih seneng-seneng aja bacanya. Hihi.


Selain suka dengan karakter-karakter yang muncul disini, aku juga suka dengan cara penyampaian si penulis yang cukup puitis menurutku. Puitis tapi nggak lebay. Puitis tapi asyik untuk dinikmati. Gimana perasaan Hiro, Alex, dan Lana, semuanya nyampe ke pembaca. Jalan ceritanya juga nggak berbelit. Semuanya ngalir banget sampe akhirnya aku ngerasa ‘loh, udah di akhir toh?’. Eksekusi endingnya juga bikin lega, nggak bikin penasaran sampe ngerasa nyesel bacanya.


Overall, aku rate novel ini 4/5.


182 halaman, cerita dan kalimatnya mudah dimengerti, bisa bangetlah dibaca di sela waktu menunggu, makan, atau saat santai. Salah satu tipe buku yang bakal aku baca lebih dari satu kali, nih. Hihi.

Izinkan kujumput sebisaku sebait kenangan tentangmu.
Yang pernah memenuhiku dengan rindu dan pilu.

0 komen:

Posting Komentar