Terjebak Hujan

Postingan ini iseng-iseng aku tulis saat aku terjebak hujan di kampus.
Rencananya sore ini setelah aku selesai kuliah Multimedia, harusnya aku sudah meluncur ke kos-kosan dengan sebungkus cilok di tangan dan siap melahapnya sambil ngegame The Sims di kamar. Tapi kenyataannya??
Taddaaa!!
Begitu keluar lab, yang ada malah guyuran hujan nan deras menyapa. Hilang semua angan-angan indahku tentang cilok dan The Sims. Hiks.
Padahal satu setengah jam lagi ada kuliah Pemrograman Web. Rasanya males banget deh kalau langsung ikut kuliah gitu dengan perut terus-terusan memanggil cilok. Heum... kira-kira nanti ada dosennya gak ya? Ada sedikit harapan dosennya tidak masuk gara-gara terjebak hujan nun jauh disana. Sehingga meskipun terlambat, setidaknya rencanaku ini terpenuhi. Hahahaha *ketawa devil.
Dan posisiku sekarang ada di Dinus Tech, bilik nomor 30 bersama dengan keempat kawanku yang sama-sama sial nasibnya gara-gara terjebak hujan.


Padahal, sebenarnya, ini juga tidak bisa dinamakan kesialan. Entah apa nikmat yang bisa kupetik dari turunnya hujan ini. Pastinya, setiap apa yang diberikan-Nya adalah nikmat. Hujan juga pembawa berkah, lho. Bayangkan bagi sebuah tempat kering kerontang, sekalinya diguyur hujan, hujan itu pasti akan memberi manfaat besar sekali bagi kelangsungan tempat itu.
Tapi di Semarang? Yang konon selalu ada banjir di setiap hujannya?
Daerah tempat tinggalku ini jarang kekurangan air, lho. Kelebihan juga tidak, sih. Malahan setiap hujan, air selokan selalu meluap dan menyebabkan banjir kecil. Cukup lah buat bikin sepatu kita basah sampai ke dalam-dalamnya. Jadi, apa tujuan-Nya menurunkan hujan di tempatku?
Entahlah.
Tapi setidaknya aku tahu satu hal.
Aku bisa sholat di masjid.
Hehew.
Belakangan jarang sekali sholat di masjid karena biasanya sholat kulakukan di kos. Dan dengan turunnya hujan ini? Jelas aku tidak bisa pulang ke kos. Setengah jam lagi kuliah di mulai. Aku sholat dimana coba?
Ya di masjid, dong.

Ayo sholat dulu!!

0 komen:

Posting Komentar